Artikel Medis

Cara Menghentikan Muntah pada Anak

Apa itu Muntah pada Anak?

Muntah adalah pembuangan isi perut melalui mulut secara refleks. Pada anak-anak, muntah sering kali menjadi gejala dari berbagai penyakit, mulai dari infeksi hingga keracunan. Meskipun muntah bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan, pada kebanyakan kasus, hal ini tidak membahayakan kesehatan jika tidak disertai dengan gejala yang mengkhawatirkan lainnya.

Penyebab Utama Muntah pada Anak:

  • Penyakit Infeksi: Infeksi virus dan bakteri (seperti gastroenteritis, flu, pilek).
  • Keracunan Makanan: Makanan yang tidak segar atau dimasak dengan buruk.
  • Alergi Makanan: Susu, telur, kacang, dan makanan lainnya dapat menyebabkan alergi.
  • Gangguan Sistem Pencernaan: Gastritis, asam lambung, refluks.
  • Makan Terlalu Banyak atau Makan Cepat: Terlalu banyak makan atau makan dengan cepat dapat memicu muntah.
  • Panas Berlebih atau Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik yang berlebihan atau kepanasan di cuaca panas.
  • Faktor Psikologis: Stres, kecemasan, atau ketakutan.

Bagaimana Cara Mengobati Muntah pada Anak di Rumah?

1. Pemberian Cairan yang Cukup:

Penting untuk mencegah dehidrasi yang bisa terjadi akibat kehilangan cairan. Berikan anak cairan sedikit-sedikit, seperti air putih atau larutan rehidrasi (misalnya Oral Rehydration Salts). Pastikan memberi cairan secara sering, namun tidak berlebihan dalam sekali waktu agar tidak menyebabkan muntah kembali.

2. Pembatasan Makanan:

Pada beberapa jam pertama setelah muntah, jangan memberi makan anak. Makanan bisa diberikan sedikit-sedikit setelah 4-6 jam, mulai dari makanan yang ringan seperti kaldu beras atau kentang tumbuk.

3. Penggunaan Obat:

Jika muntah parah atau disertai dengan sakit perut, obat anti-muntah seperti Metoklopramid atau Domperidon dapat digunakan, tetapi hanya berdasarkan rekomendasi dokter.

4. Istirahat dan Relaksasi:

Biarkan anak beristirahat. Ciptakan suasana yang tenang untuk mengurangi stres dan kecemasan.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

  • Muntah tidak berhenti dalam beberapa jam.
  • Anak mengeluhkan sakit perut yang parah, terutama di daerah perut atau di bawah tulang rusuk.
  • Muntah disertai demam tinggi (di atas 38,5°C).
  • Anak menjadi lesu, apatis, atau kesulitan bernapas.
  • Muntah mengandung darah atau berwarna gelap (bisa mengindikasikan perdarahan lambung).
  • Muntah terjadi setelah cedera kepala atau jatuh.
  • Anak berusia kurang dari 6 bulan dan muntah terjadi lebih dari sekali.

Cara Mencegah Muntah pada Anak:

  • Pola Makan yang Tepat: Pastikan kualitas makanan baik. Hindari makanan yang bisa menyebabkan alergi atau keracunan, serta tidak memberatkan perut anak.
  • Pola Makan yang Teratur: Beri anak makan dalam porsi kecil untuk menghindari kelebihan beban pada perut.
  • Kebersihan: Ajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah ke toilet untuk mencegah infeksi yang bisa menyebabkan muntah.
  • Aktivitas Fisik yang Moderat: Hindari bermain aktif segera setelah makan untuk mencegah kelebihan beban pada sistem pencernaan.
  • Menciptakan Suasana Tenang: Stres dan kecemasan bisa memicu muntah. Pastikan suasana yang tenang dan nyaman untuk anak.
Muntah pada anak tidak selalu mengkhawatirkan, namun penting untuk selalu memantau kondisi mereka. Jika muntah terus berlanjut atau disertai dengan gejala lainnya, segera konsultasikan ke dokter.
Saluran Pencernaan (Gastrointestinal, GI)
Made on
Tilda