Aritmia adalah gangguan ritme jantung yang terjadi ketika sinyal listrik yang mengontrol kontraksi jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia dan dapat muncul dalam berbagai bentuk, tergantung pada jenis gangguan tersebut. Dalam beberapa kasus, aritmia mungkin tidak berbahaya, tetapi dalam kasus lain, ia dapat menjadi ancaman serius bagi kehidupan.

Saat ini, aritmia merupakan salah satu penyakit jantung yang paling umum, yang menyebabkan sejumlah besar kematian dan penyakit yang terkait dengan sistem kardiovaskular. Diperkirakan pada tahun 2030, jumlah orang yang menderita aritmia di dunia akan meningkat menjadi 8-10 juta orang hanya di Uni Eropa.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci bagaimana mengenali gejala aritmia, apa yang dapat menyebabkan kondisi ini, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendiagnosis dan mengobatinya.
Apa itu Aritmia?
Aritmia adalah gangguan ritme normal jantung. Jantung biasanya berdetak dengan frekuensi tertentu, dan ritme proses ini dikendalikan oleh impuls listrik yang berjalan melalui jantung. Ketika impuls ini terganggu, berbagai jenis aritmia dapat terjadi:
- Tachycardia (detak jantung cepat) — Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, lebih dari 100 detakan per menit.
- Bradycardia (detak jantung lambat) — Jantung berdetak lambat, kurang dari 60 detakan per menit.
- Detak jantung tidak teratur — Ketika kontraksi jantung terjadi secara tidak teratur atau dengan gangguan.
- Fibrilasi atrium — Gangguan yang paling umum, di mana atrium berkontraksi secara tidak efektif dan tidak teratur, meningkatkan risiko pembekuan darah.
Aritmia bisa tidak berbahaya, tetapi juga bisa menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, atau kematian mendadak.
Penyebab dan Faktor Risiko Aritmia
Aritmia bisa terjadi karena berbagai alasan, dan sering kali beberapa faktor berkontribusi terhadap perkembangannya. Penyebab paling umum meliputi:
- Penyakit jantung. Ini bisa berupa penyakit jantung iskemik, infark miokard, hipertensi, atau masalah dengan katup jantung. Penyakit ini mengganggu konduksi sinyal listrik normal di jantung.
- Tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus dapat mengubah struktur dan fungsi jantung, meningkatkan risiko aritmia.
- Gangguan hormonal. Misalnya, penyakit kelenjar tiroid dapat menyebabkan perubahan pada ritme jantung.
- Stres dan gangguan kecemasan. Beban emosional dapat mempercepat detak jantung dan memicu aritmia.
- Penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Zat-zat ini dapat mengganggu fungsi normal jantung.
- Obat-obatan yang tidak terkontrol. Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping yang memengaruhi ritme jantung.
Selain itu, predisposisi genetik dan usia juga memainkan peran penting. Orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan aritmia.
Siapa yang Berisiko Mengalami Aritmia?
Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan aritmia karena berbagai faktor. Ini bisa berupa faktor genetik maupun yang diperoleh, yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah.
Kelompok risiko utama untuk aritmia meliputi:
- Orang tua. Seiring bertambahnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia. Secara statistik, lebih dari 10% orang yang berusia di atas 65 tahun menderita berbagai bentuk aritmia.
- Orang dengan penyakit jantung. Mereka yang memiliki penyakit jantung iskemik, pernah mengalami infark miokard, menderita gagal jantung kronis, atau penyakit kardiovaskular lainnya, berada dalam kelompok berisiko tinggi.
- Orang dengan hipertensi. Tekanan darah tinggi yang terus-menerus dapat merusak jantung dan pembuluh darah, yang menyebabkan gangguan ritme jantung. Hipertensi adalah salah satu penyebab utama aritmia, terutama pada usia tua.
- Pasien dengan gangguan fungsi tiroid. Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme, dapat mempercepat detak jantung dan menyebabkan aritmia.
- Orang dengan diabetes. Diabetes, terutama yang tidak terkontrol, dapat memengaruhi sistem saraf dan pembuluh darah, yang pada gilirannya mengganggu fungsi normal jantung.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Risiko?
Bagi orang-orang yang termasuk dalam kelompok berisiko, penting untuk menjalani pemeriksaan medis secara rutin, memantau kondisi jantung, dan menjalani gaya hidup sehat. Ini mencakup pola makan yang sehat, menghindari kebiasaan buruk, berolahraga secara teratur, dan mengontrol penyakit kronis.
Bagaimana Mengenali Gejala Aritmia?
Aritmia bisa muncul dengan berbagai gejala yang bervariasi, tergantung pada jenis aritmia, tingkat keparahan, dan faktor lainnya. Penting untuk memperhatikan perubahan apapun dalam kondisi tubuh Anda.
Gejala utama aritmia meliputi:
- Detak jantung yang tidak teratur. Salah satu gejala aritmia yang paling umum. Pasien mungkin merasa bahwa jantungnya "melompat", "terputus-putus", atau berdetak terlalu cepat. Perasaan ini bisa berlangsung singkat atau lebih lama.
- Detak jantung cepat (tachycardia). Ketika jantung berdetak lebih dari 100 detakan per menit, ini bisa disertai dengan pusing, sesak napas, dan kelemahan umum.
- Sesak napas. Pada aritmia, jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen dan menyebabkan sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik.
- Pusing atau pingsan. Aritmia dapat mengganggu aliran darah normal dalam tubuh, yang menyebabkan pusing atau bahkan pingsan.
- Nyeri dada. Pada beberapa jenis aritmia (misalnya, fibrilasi ventrikel atau infark miokard), nyeri dada dapat terjadi. Ini adalah tanda bahaya yang memerlukan intervensi medis segera.
- Kelelahan dan kelemahan. Ketika ritme jantung terganggu, jantung tidak dapat menyuplai oksigen ke organ dengan baik, yang menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan kekurangan energi.
- Perasaan "berdebar-debar" atau "terombang-ambing" di dada. Pasien mungkin merasakan "getaran" atau "gerakan" di dada mereka, yang juga bisa menunjukkan adanya aritmia.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Jika Anda merasakan salah satu gejala ini, terutama jika gejala tersebut berulang atau disertai dengan pusing, nyeri dada, sesak napas, atau pingsan, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis.
Diagnosa Aritmia
Untuk mendiagnosis aritmia dengan tepat, dokter akan menggunakan beberapa metode:
- Elektrokardiogram (EKG) — Metode utama untuk mendiagnosis. Ini adalah tes yang merekam aktivitas listrik jantung dan memungkinkan dokter untuk mengetahui apakah ada gangguan ritme.
- Pemantauan Holter — Perekaman EKG jangka panjang, yang dapat dilakukan selama 24–48 jam untuk memantau kerja jantung dalam kondisi normal.
- Ekokardiografi — Pemeriksaan ultrasonografi jantung yang memungkinkan penilaian kondisi jantung dan deteksi perubahan struktural yang mempengaruhi ritme.
- Tes stres — Dapat digunakan untuk menilai kinerja jantung selama aktivitas fisik.
Pengobatan Aritmia
Pengobatan aritmia tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Dalam beberapa kasus, perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan sudah cukup, sementara dalam kasus lain, intervensi yang lebih serius mungkin diperlukan.
Pengobatan obat:
- Obat antiaritmia: membantu mengembalikan ritme jantung normal.
- Beta-blocker: digunakan untuk memperlambat detak jantung dan mengurangi beban pada jantung.
- Antikoagulan: obat untuk mencegah pembekuan darah, yang sangat penting pada fibrilasi atrium.
Kardioversi
Ini adalah prosedur yang menggunakan arus listrik untuk mengembalikan ritme jantung normal. Kardioversi mungkin diperlukan pada bentuk aritmia yang persisten, seperti fibrilasi atrium.
Ablasi kateter
Ini adalah metode pengobatan di mana bagian jantung yang menyebabkan aritmia dihancurkan menggunakan kateter dengan pulsa panas atau radiofrekuensi.
Implantasi alat pacu jantung
Untuk pasien dengan bradikardia (detak jantung lambat), pacemaker dapat dipasang untuk mengatur ritme jantung.
Operasi pemasangan defibrillator
Dalam kasus aritmia berat, pemasangan defibrillator implan mungkin diperlukan untuk mengembalikan ritme jantung yang normal jika jantung berhenti.
Ini adalah prosedur yang menggunakan arus listrik untuk mengembalikan ritme jantung normal. Kardioversi mungkin diperlukan pada bentuk aritmia yang persisten, seperti fibrilasi atrium.
Ablasi kateter
Ini adalah metode pengobatan di mana bagian jantung yang menyebabkan aritmia dihancurkan menggunakan kateter dengan pulsa panas atau radiofrekuensi.
Implantasi alat pacu jantung
Untuk pasien dengan bradikardia (detak jantung lambat), pacemaker dapat dipasang untuk mengatur ritme jantung.
Operasi pemasangan defibrillator
Dalam kasus aritmia berat, pemasangan defibrillator implan mungkin diperlukan untuk mengembalikan ritme jantung yang normal jika jantung berhenti.
Pencegahan Aritmia
Untuk mengurangi risiko aritmia, sangat penting untuk:
- Menjalani gaya hidup sehat: diet seimbang, olahraga teratur, dan menghindari merokok dan alkohol.
- Mengontrol tingkat stres dan menghindari kelebihan beban emosional.
- Memeriksa tekanan darah dan kadar kolesterol secara teratur.
- Mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter dan memantau kondisi jantung, terutama jika ada penyakit kardiovaskular.
Kesimpulan
Aritmia bukan hanya sensasi yang tidak nyaman, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan. Mengetahui gejala aritmia dan segera menghubungi dokter dapat membantu mencegah komplikasi serius dan menjaga kesehatan Anda. Jika Anda merasakan tanda-tanda aritmia, jangan menunda kunjungan ke dokter — diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu dapat mengurangi risiko komplikasi secara signifikan.